BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma,
fibroid ataupun leiomioma dan merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot
uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya.1 Sering ditemukan pada wanita
usia reproduksi ( 20 – 25 %), kejadiannya lebih tinggi pada usia diatas 35
tahun, yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia
35 - 50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma
uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche dan menopause angka
kejadian sekitar 10 %. Di Indonesia angka kejadian mioma uteri ditemukan 2,39 %
- 11,87 % dari semua penderita ginekologi yang dirawat. Di USA wanita kulit
hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri dibandingkan wanita berkulit
putih.Sedangkan di Afrika,wanita kulit hitam sedikit sekali menderita mioma
uteri.1,2
Sejak tahun 1946 Goodman, melaporkan terapi
medikamentosa dengan pemberian hormon progesteron pada 7 wanita dengan mioma
uteri, menyebabkan pengecilan ukuran mioma uteri. Peneliti Segaloff tahun 1949
melaporkan gagal mengkonfirmasi fenomena ini. Pada tahun 1966 Goldzieher
mendemonstrasikan bahwa pertumbuhan mioma uteri dapat dihambat dengan pemberian
dosis besar progesteron. Coutinho mengobservasi pengecilan ukuran mioma dengan
menggunakan anti progestin gestrinon. Pada tahun 1983 De Cherney dan
rekan-rekan mempresentasikan data awal yang melaporkan bahwa terapi danazol
dapat mengecilkan ukuran mioma uteri. Filicori dan rekan-rekan tahun 1983
melaporkan bahwa pemakaian analog GnRH, untuk mengecilkan mioma uteri.3
Referat ini
bertujuan membahas pengobatan medika mentosa pada mioma uteri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Mioma
uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang dilipat oleh pseudo kapsul,
yang berasal dari sel otot polos yang imatur. Dengan nama lain leiomioma,
fibroid dan fibromioma.1
Pengertian paling
sering didapatkan pada wanita. Leiomioma berasal dari sel otot polos rahim dan
pada beberapa kasus berasal dari otot polos pembuluh darah rahim. Mioma tersebut
muncul pada 20% wanita usia reproduksi (usia subur) dan biasanya ditemukan
secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin. Leiomioma yang tidak bergejala
terjadi sebanyak 40-50% pada wanita usia > 35 tahun.
Pada
umumnya unilateral (satu) atau kadang-kadang multipel (> 1). Mioma bervariasi
di dalam ukuran dan jumlah. Mioma sendiri juga dikatakan sebagai penyebab
infertilitas (gangguan kesuburan) sebesar 27% pada wanita. Keguguran atau
komplikasi dapat terjadi pada wanita dengan mioma dan salah satu penyebab
histerektomi (operasi pengambilan rahim) terbesar.
Leiomioma
uteri dapat berlokasi di dinding rahim, menonjol melalui rongga endometrium
atau permukaan rahim, dan dikenal sebagai subserosa, intramukosa, dan
submukosa.
B.
Etiologi
Penyebab dari
mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing
mioma muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara
otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim). Selain itu didapatkan juga adanya
faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri. Pertumbuhan dari leiomioma
berkaitan dengan adanya hormone estrogen. Tumor ini menunjukkan pertumbuhan
maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal. Mioma
uteri memiliki kecenderungan untuk membesar ketika hamil dan mengecil ketika
menopause berkaitan dengan produksi dari hormon estrogen. Apabila pertumbuhan
mioma semakin membesar setelah menopause maka pertumbuhan mioma ke arah
keganasan harus dipikirkan. Pertumbuhan mioma tidak membesar dengan pemakaian
pil kontrasepsi kombinasi karena preparat progestin pada pil kombinasi memiliki
efek antiestrogen pada pertumbuhannya. Perubahan yang harus diawasi pada
leiomioma adalah perubahan ke arah keganasan yang berkisar sebesar 0,04%.
C.
Gejala
dan tanda
Gejala yang timbul bergantung pada lokasi
dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah:
· Perdarahan yang banyak dan lama
selama masa haid atau pun di luar masa haid (paling sering). Gejala ini terjadi
pada 30 % pasien dengan mioma uteri.
· Nyeri saat haid
· Haid tidak teratur
· Nyeri panggul
· Pada mioma yang besar dapat terjadi
penekanan pada organ disekitarnya, yang ditandai dengan gangguan buang air besar (sembelit), gangguan buang air kecil (sering berkemih) dan nyeri saat berhubungan seksual
· Pada bagian bawah perut dekat rahim
terasa penuh dan membesar
· Keluarnya mioma melalui leher rahim
dengan gejala nyeri hebat, luka dan infeksi
· Bendungan pembuluh darah vena daerah
tungkai
· Penimbunan cairan di rongga perut
· Gejala anemia karena banyak
kehilangan darah
D.
Patofisiologi
Mioma
uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium dan lambat laun
membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam
pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin
terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma
yang tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan
konstipasi padat.
Bila
terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan
sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering
menimbulkan keluhan miksi Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya
pemberian darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga
menimbulkan rasa nyeri dan mual.
Selain
itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang
berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan
fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat
terpenuhi. Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan
seseorang mengalami kekurangan volume cairan.
E.
Jenis Mioma
·
Mioma submukosa
Berada
dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini di jumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma . Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan. Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan
keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan
keluhan gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari
tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, di kenal sebagai “ Currete
bump” dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai
tumor. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa
pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang
mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina,dikenal
dengan nama “mioma geburt” atau mioma yang di lahirkan, yang mudah
mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan
mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.
·
Mioma intramural
Terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Karena
pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah
semacam simpai yang mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai
banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi
yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya
akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas, sehingga dapat menimbulkan
keluhan miksi.
·
Mioma subserosa
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
·
Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain,
misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus
sehingga disebut “wondering / parasisic fibroid”. Jarang sekali
ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks dapat
menonjol ke dalam satu saluran serviks sehingga ostium uteri eksternum
berbentuk bulan sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari
berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan ( whorle
like pattern ) dengan psoudo kapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar
yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
F.
Komplikasi
o
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemuken hanya 0.32
– 0.6 % dari seluruh mioma serta merupakan 50 – 75 % dari semua sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah
diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar
dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.2,6 Novak
dan Woodruff melaporkan insiden leiomiosarkoma adalah dibawah 0.5 %.
o
Torsi ( putaran tangkai )
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul
gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Keadaan ini dapat terjadi
pada semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis mioma submukosa
pendinkulata.
o
Nekrosis dan Infeksi
Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor
kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di vagina. Dalam
hal ini ada ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan akibat nekrosis dan
infeksi sekunder
G.
Penatalaksanaan
o
Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan
keluhan, tidak diberikan terapi hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk
menilai pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause
o
Radioterapi
o
Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu
o
Miomektomi dengan atau tanpa
histerektomi bila uterus melebihi seperti kehamilan 12 – 14 minggu
o
Estrogen untuk pasien setelah menopause
dan observasi setiap 6 minggu.
H. Terapi
Pilihan terapi untuk leiomioma adalah konservatif meliputi
pemeriksaan berkala dengan menggunakan USG, terapi hormonal, operasi, dan
intervensi radiologi.
·
Pemeriksaan berkala
Tidak ada ukuran standar kapan mioma harus diterapi. Mioma
besar tanpa gejala dan tidak mengarah ke keganasan tidak perlu diterapi.
Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi
pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah. Apabila pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi
setiap 3-4 bulan
·
Terapi hormonal
Dapat
menggunakan preparat progestin atau Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH).
Preparat tersebut memproduksi efek hipoestogen yang memiliki hasil memuaskan
untuk terapi mioma
·
Terapi
operasi
Miomektomi
(operasi pengambilan mioma uteri)
Dipertimbangkan
apabila seorang wanita masih berusia muda atau masih ingin memiliki anak lagi. Setelah
miomektomi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama 4-6 bulan karena
rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi. Komplikasi dari miomektomi
berupa risiko perdarahan harus dipertimbangkan. Kemungkinan untuk pertumbuhan
mioma lagi setelah miomektomi berkisar 20-25% pasien
Histerektomi (Pengangkatan
rahim)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Mioma uteri adalah tumor jinak otot
polos uterus yang dilipat oleh pseudo kapsul, yang berasal dari sel otot polos
yang imatur. Dengan nama lain leiomioma, fibroid dan fibromioma
·
Penyebab dari mioma pada rahim masih
belum diketahui. Beberapa penelitian mengatakan bahwa masing-masing mioma
muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada diantara otot
polos miometrium (otot polos di dalam rahim)
·
Gejala: Perdarahan yang banyak dan lama
selama masa haid atau pun di luar masa haid (paling sering, Nyeri saat haid,
Haid tidak teratur, Nyeri panggul, Bendungan pembuluh darah vena daerah
tungkai, Penimbunan cairan di rongga perut, Gejala anemia karena banyak
kehilangan darah, Infertilitas (sulit hamil) dilaporkan sebasar 27-40%
·
Jenis
Mioma : Mioma submukosa ,Mioma intramural , Mioma subserosa, Mioma intraligamenter
·
Komplikasi :
Degenerasi ganas ,Torsi ,Nekrosis dan Infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Baziad A.
Pengaruh hormon seks terhadap genitalia dan ekstragenitalia. Dalam :
Endokrinologi genikologi edisi kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI, 2003 ;
131 – 132
2.
Bradley J,
Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie Chesmy,Heather
Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia : Lippincott
Williams and Wilkins, 2001 ; 314 – 315
3.
Goodwin SC,Wong
GCH. Uterine artery embolization for uterine fibroids: A radiologist, s
perspective In : Chesmy M, Heather, Whary eds. Clinical Obstetric and
Ginecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Willkins, 2001 ; 412 – 424
- http://www.referatkedokteran.com/wp-content/uploads/2011/06/Mioma-Uteri.jpg
- http://www.referatkedokteran.com/kebidanan-dan-kandungan/kenali-tanda-dan-gejala-mioma-uteri-90.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Mioma_Uteri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar