Kamis, 24 Mei 2012

makalah kesehatan spiritual


BAB 1
PENDAHULUAN
Kita bisa lari pagi di akhir pekan, kita bisa berenang di gelanggang kesukaan, kita bisa bermain golf di lapangan yang penuh keindahan, kita bisa beres - beres rumah untuk menjaga kebersihan dan kerapihan, atau sekedar jalan - jalan ke pusat pembelanjaan, dan kitapun bisa tidur untuk menepis keletihan. Itu semua penting untuk menjaga kebugaran Bukan sekedar penting...tapi juga merupakan kebutuhan.
Kita sadar....,Diri kita terdiri dari jiwa dan raga, raga sering kita perhatikan baik untuk menjaga kebugaran maupun kesehatan. Berbagai supplemen dan multivitamin kita perhatikan, bahkan anggaran kita alokasikan untuk sebuah kecantikan. Itu tidak salah. Itu sangat bagus...karena merupakan bagian dari ibadah, dimana kita bisa menyukuri nikmat-Nya dengan menjaga dan merawat setiap pemberian-Nya, selama semua diniatkan semata - mata untuk ibadah dan syukur pada-Nya

Ada satu hal yang sering kita lupakan,yaitu kebutuhan gizi spiritualitas yang sering kita abaikan jangankan memperhatikan gizi masukan, kadang kita tidak mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, bahkan untuk mengenalpun sering tak dihiraukan, padahal spiritualitas adalah aspek yang sangat penting sama pentingnya dengan menjaga kebugaran dan kesehatan ragawi.

Lalu kapan kita kan menjaga kebugaran dan kesehatan ruhani ?

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, dengan penyakit spiritual yang ada pada diri kita dan mungkin kan mengerogoti kebugaran dan kesehatan ruhani kita. Perhatikanlah ucapan kita.., jangan sampai terjangkit "Penyakit Bohong", perhatikanlah ibadah kita.., jangan sampai menjadi "Riya", perhatikanlah kecantikan / ketampanan kita, jangan sampai terindikasi "Penyakit Sombong", jangan sampai karena kekayaan kita menjadi "Penderita Kikir", Jangan sampai dengan kemiskinan kita menjadi "Pengidap Kufur", Jangan sampai dengan keilmuan kita menjadi "Penderita takabur", Hati - hatilah selalu jika kita, rajin beribadah karena dilihat dan dipuji orang, dan menjadi malas ketika sendirian.

Apalagi selalu menceritakan berbagai amalan dan kebajikan, jangan sampai kebaikan kita pada orang, hanya akan mempermalukan dan menjadi bahan gunjingan.

Sudahkah kita mengenal kondisi Kesehatan Spiritual kita ?
Lakukanlah identifikasi dengan benar, kenali langkah - langkah tindak lanjutnya, berobatlah ke Klinik spiritual, lakukan perawatan intensif dan regular, sekali - kali mintakan general check up spiritual, semoga kita menjadi manusia paripurna, yang bugar dan sehat secara lahir dan bathin. Amin

TUJUAN :

Memahami konsep elemen-elemen spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga dituntut untuk menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam dengan cara yang berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang dialami dalam kehidupan individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen spiritual, seorang perawat dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien dalam mencari identitas dan menemukan arti kehidupan dan menemukan cara untuk mengatasi sakit dan stress yang terus menerus dalam kehidupan. Tepatnya pelayanan spiritual dibutuhkann oleh perawat dalam memberikan pelayanan yang memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima bantuan serta kemungkinan membentuk suatu hubungan dengan klien.





BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN SPIRITUALITY
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara.spirit memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari seluruh aspek kehidupan seseorang( Dombeck,1995).
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).
Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989). Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Menurut Emblen, 1992 spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan eksistensi. Spiritual menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri), interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib)
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. (Hanafi, djuariah. 2005)

Spirituality atau kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan pencipta, sesuatu yang bersifat Tuhan, atau sumber energi yang tidak terbatas. Contoh, seseorang percaya pada Tuhan, Allah, Kekuatan tertinggi. Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain :
a. Hubungan yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam hidup
b. Menemukan arti dan tujuan dalam hidup.
c. Menyadari dan mampu untuk menarik sumber-sumber dan kekuatan dari dalam diri.
d. Mempunyai perasaan hubungan kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah. (Cozier Barbara, 2000).
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah” rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi “(Hungelmann et al,1985).
Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritual(                         )
Kesehatan jiwa ( spiritual ) menurut ilmu kedokteran saat ini adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yan optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain ( suliswati,Hj.tji anita,2004).



Elemen-Elemen dalam Spiritual
1. Kebutuhan Spritual
4 hal yang mendasari kebutuhan spiritual adalah :
1. Pencarian arti
2. Perasaan untuk memaafkan / pengampunan
3. Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang : keluarga dan teman)
4. Kebutuhan akan harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck, 1994).
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979). Dimensi ini termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Sullender (1998) mengidentifikasi 5 dasar kebutuhan spiritual manusia : 1. arti dan tujuan hidup 2. perasaan misteri 3. pengabdian 4. rasa percaya 5. harapan di waktu kesusahan.
Spiritual saat ini dihubungkan dengan pencarian akan arti dan refleksi dari bagian kepercayaan pada paham duniawi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: haruskah perawat yang tidak religius, atau yang tidak memiliki spiritual, menolong seseorang yang membutuhkan spiritual (Walter, 1997). Pada dasarnya apakah mereka mampu? Pada studi keperawatan dengan orang-orang yang memiliki fase terminal, ditemukan bahwa perawat merasa tidak harus memiliki pengalaman dan keahlian untuk memberikan dukungan secara spiritual.
Sebuah pembelajaran insiden kritis dari respon perawat terhadap kebutuhan spiritual dari klien memberikan sebuah pengertian yang mendalam terhadap perawat akan kebutuhan spiritual klien serta peran perawat sebagai pemberi layanan secara spiritual. Kebutuhan akan harapan merupakan kepentingan utama terhadap seseorang yang dihadapi oleh penyakit dan ancaman potensial terhadap gaya hidup dan kehidupan.
2. Kesadaran Spritual
*        Kesadaran spiritual akan timbul saat seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual dan pencarian identitas, saat mempertahankan nilai-nilai dan keyakinan atau kepercayaan.
*        Tiga tingkat kesadaran menurut Wilber:
A. Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan istilah yang berasal dari filsuf-filsuf eksistensial, yaitu penyatuan diri dengan orang lain (uniting the self and others). Para filsuf eksistensialis mengakui bahwa makhluk di bumi memiliki ikatan otentik antara total individu dengan lingkungannya. Mereka meyakini bahwa individu hanya eksis ketika berada dalam relasi dengan orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran berarti memutuskan hubungan antara diri dengan orang-orang lain.
Di sisi lain, meningkatkan kesadaran berarti melibatkan diri dalam hubungan mendalam dengan orang-orang lain, yang hasilnya akan memperkaya kesadaran internal (inner awareness) seseorang.
Menurut Wilber, peningkatan kesadaran ke tingkat eksistensial dapat dicapai secara sederhana dengan duduk di tempat yang sepi (tenang), menghentikan semua konsep mental tentang diri sendiri, dan merasakan eksistensi dasar seseorang. Untuk menguatkan identitas seseorang agar lebih permanen pada level ini, biasanya diperlukan bentuk-bentuk terapi eksistensial semacam meditasi, hatha yoga, terapi Gestalt, psikolog dan humanistic.


B. Tingkat Transpersonal Bands
Pada level ini individu mulai menyadari dan mengakui bentuk-bentuk pengetahuan yang tidak bersifat dualistis (antara subjek dan objek pengetahuan tidak terpisah). Individu mulai merealisasi dan mengalami apa yang disebut sebagai reliansi/keyakinan eksklusif dalam pengalaman. Wilber mengikuti konsep Jung dalam menggambarkan elemen-elemen yang ada dalam tingkat transpersonal ini. Jung menggunakan istilah synchronicity, yaitu suatu kejadian yang penuh makna antara gejala psikis dan fisik. Bila dua kejadian, yang satu bersifat psikis dan yang lain bersifat fisik, terjadi dalam waktu yang sama, ini berarti terjadi synchronicity.
Aspek psikis dalam fenomena ini dapat termanifestasi dalam suatu bentuk mimpi, ide, atau intuisi, yang kemudian menjadi kenyataan secara fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang memikirkan orang lain, menit berikutnya ia menerima telepon dari orang yang baru saja dipikirkan. Contoh lain, seseorang bermimpi tentang pesawat jatuh dan ketika ia membaca koran pada pagi harinya ternyata mimpinya itu benar-benar terjadi semalam. Gejala synchronicity muncul bila secara fisik individu dalam keadaan kurang sadar, misalnya bermimpi atau merenung. Pengetahuan sinkronistik ini meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan, yaitu dengan meningkatkan kepekaan intuitif, yang diberdayakan setelah semua data empiris dijajaki secara objektif. Pada tingkat kesadaran ini individu mengalami perasaan transendensi, mengalami sebagai saksi supra-individual. Artinya individu mampu mengamati aliran dari sesuatu, tanpa menyela, mengomentari, atau memanipulasi alur peristiwa.
C. Level of Mind
Berikut adalah tingkat kesadaran paling tinggi dalam Spectrum of Consciousness dari Wilber. Dalam menggambarkan Level of Mind, Wilber menyatakan bahwa “Diri” orang yang mengalami kesadaran sebenarnya bukanlah real self (“Diri” sesungguhnya) dari orang tersebut. Bagaimanapun cara seseorang melihat, berpikir, dan merasakan dirinya, “Diri” merupakan sesuatu yang kompleks. Ide, konsep, pikiran, emosi, dan objek mental semuanya secara konstan menyambil energi kita, yang menyebabkan adanya suatu tabir antara diri kita dengan realitas.
Pada tingkat ini, individu menyingkap tabir tersebut, sehingga memungkinkan dia mengalami realitas secara langsung. Ini disebut pengetahuan yang tidak dualistis (nondual knowing). Krishnamurti menggambarkan kesadaran seperti ini sebagai kesadaran intensif tanpa pilihan, tidak terkontaminasi oleh pikiran-pikiran, simbol-simbol, atau dualitas; suatu kesadaran tentang apa (what is).
3. Kesehatan Spiritual
Þ    Dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara, nilai hidup :
 Hasil dan system kepercayaan
 Hubungan antara diri sendiri dan orang lain
Þ    Dengan berjalannya kehidupan, spiritual seseorang dan kesadarn arti spiritual akan lebih meningkat, tujuan dari nilai-nilai kehidupan akan lebih nyata.
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi” (Hungelmann et al, 1985). Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan, atau kehilangan, seseorang mungkin berbalik ke cara-cara lama dalam merespons atau menyesuaikan dengan situasi. Sering kali gaya koping ini terdapat dalam keyakinan atau nilai dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam spiritualitas orang tersebut. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh lebih spiritual, menjadi lebih menyadari tentang makna, tujuan, dan nilai hidup.
Spiritualitas dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng.
Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritualitas. Menetapkan hubungan dengan yang maha agung, kehidupan, atau nilai adalah salah satu cara mengembangkan spiritualitas. Kesehatan spiritualitas yang sehat adalah sesuatu yang memberikan kedamaian dan penerimaan tentang diri dan hal tersebut sering didasarkan pada hubungan yang langgeng dengan yang Maha Agung. Penyakit dan kehilangan dapat mengancam dan menantang proses perkembangan spiritual.Kesehatan spiritual tercapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai hidup, tujuan hidup, sistem keyakinan, dan hubungan seseorang dengan diri sendiri atau orang lain.
Tanda-tanda Kesehatan Spiritual.
Seseorang yang mempunyai karakter baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah banyaknya keluhan orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa banyak karakter buruk yang masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian mampu menghilangkan seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan mengetahui bahwa kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang tertinggal.Hal ini sangat penting bagi seseorang untuk memiliki karakter yang baik. Jika seseorang tidak mempunyai keluhan lagi, berarti dia sudah memiliki kesabaran dan ini berarti dia mempunyai iman yang sejati. Kesabaran adalah sebuah tindakan melawan semua keinginan ego.Ada Tiga Tipe Kesabaran, yaitu:
1. Sabar Terhadap Ketidaknyamanan Fisik :
Misalnya ketika kalian bangun di pagi hari yang dingin untuk melaksanakan shalat, berwudhu dengan air yang dingin atau ketika kalian antri kalian akan merasakan  ketidak nyamanan Begitu pula ketika kita sedang sakit, atau pada saat2 kita sedang menyelesaikan tugas yang sulit dan sebagainya.
2. Sabar dengan Menahan Diri dari Segala Hal yang Dilarang :
Sebuah hadits mengatakan, “Hidup sebagai hamba dan menjauhi hal-hal yang dilarang adalah lebih berharga dibandingkan ibadah seluruh malaikat, manusia dan Jinn selama hidupnya.”Islam menawarkan dua jenis perintah, pertama apa yang harus kita lakukan dan kedua, apa yang tidak boleh kita lakukan atau "Yang Dilarang". Yang terpenting di antara keduanya adalah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah . Meninggalkan suatu larangan lebih baik dari pada menunaikan ibadah Haji sebanyak 50.000 kali. Itu berarti, kalian bisa bersabar untuk beribadah tetapi tidak sabar dalam menjaga batasan yang telah ditetapkan Allah swt. Jika kalian kembali dari ibadah haji yang ke-50.000 tetapi masih melihat pramugari pesawat dengan penuh syahwat maka semuanya akan sia-sia.
 Jika kita bersabar dalam beribadah, malaikat menuliskan pahala kita, tetapi bila kita menunjukkan ketahanan terhadap suatu larangan, maka Allah swt akan memberikan balasan yang tak hingga.Allah swt memerintahkan kita untuk beribadah, sebanyak mungkin. Shalat lima kali sehari adalah cukup dan jika kalian bisa melakukan lebih dari itu, itu lebih baik. Tetapi untuk hal-hal yang dilarang, kalian harus menghindari semuanya. Ada dua tingkatan menyangkut hal-hal yang dilarang, yaitu haram (terlarang) dan makruh (tidak disukai). Sekarang ummat Muslim mendapat dukungan dari Setan untuk melakukan hal-hal yang makruh. Itu adalah penyakit yang buruk di kalangan Muslim.
Siapa yang tidak menyukai hal-hal tersebut?
Allah swt dan Rasulullah saw.Kita diperintahkan sekuat tenaga untuk menolak segala keburukan yang tidak disukai Allah dan Rasulullah saw. Jika seseorang mempertahankan benteng luar maka harta di dalamnya akan selamat. Setiap tindakan yang terlarang mempunyai efek buruk terhadap iman kita, mereka menghancurkan iman kita. Ada 500 kebaikan yang dapat kita lakukan sebisa mungkin. Ada 800 larangan dan karakteristik buruk yang harus kita tinggalkan semua, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
 Lebih buruk lagi jika kalian bersembunyi dari orang-orang dan melakukan hal terlarang. Kalian tidak tersembunyi dari Allah.Menjaga diri ketika sedang sendiri adalah lebih baik sebab kalian bersama Allah dan kita harus menjaga penghormatan kita kepada-Nya melebihi yang diberikan kepada orang-orang.
3. Bersabar dalam menghadapi orang yang mengganggu kita.
Ini adalah tipe kesabaran yang paling baik di antara ketiganya. Al-Qur’an mengatakan, Kami menguji beberapa di antara kalian dengan orang-orang lainnya di antara kalian.”  Kesabaran adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia. Jika kalian mempunyai kesabaran, seluruh kebaikan akan kalian dapatkan. Pandangan Allah tertuju pada diri kalian, jadi akankah kalian bersabar?
Apabila kalian bisa melepaskan diri dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak akan ada lagi kesulitan yang akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Kalian harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi se-mata2 adalah atas kehendak Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit hati. Kalian harus berkata, “Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang memerintahkan ini semua harus terjadi?” Bila kalian mampu mengingat hal ini kalian akan merasa puas dengan segala kehendak-Nya dan akan setuju dengan semua itu. (Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani an Naqshbandi,1998).
4. MASALAH SPIRITUAL
            Ketika penyakit , kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke arah penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama penyakit atau misalnya individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat dir mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan da dukungan. Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dar makna hidup.

1.    Depresi atau rasa tertekan
               Depresi atau rasa tertekan adalah sebuah 'penyakit' baru, tapi ini bukanlah penyakit, karena penyakit selalu berasal bagian dari tubuh fisik kita, ini sesuatu yang lain. Dan orang yang paham psikologi semakin meningkat, meningkat pesat karena depresi manusia makin meningkat. Dan psikolog atau orang seperti itu, mereka tidak meraih sesuatu untuk mengobati mereka, hanya berkata: "Gunakan obat ini!"  Apa ini: 'Gunakan cara ini ?
               Depresi bukanlah sesuatu dari dunia materi, bukan, ini adalah sesuatu dalam hidup kita yang merupakan bagian dari bentuk spiritual dan inilah salah satu keresahan spiritual sehingga kalian tidak bisa melakukan pengobatan dengan obat material! Tapi mereka psikiater juga tidak pernah tahu tentang ini, dan mereka berkata: "pakailah obat ini! Bawa ini, untuk membuat syarafmu tenang" lakukanlah

               Alasan pertama yang membawa masalah-masalah besar itu adalah dari para pemuda yang tidak percaya kepada apapun. Mereka tidak percaya agama. Hal itu menjadikan mereka bagaikan masuk  kedalam sebuah sumur dalam tanpa dasar dan jatuh ke dalam tempat gelap sehingga mereka tidak tahu mana tangan kiri dan tangan kanan mereka sendiri. Itulah yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, kami berusaha melalui asosiasi kecil dan rendah hati ini, pertemuan yang begitu rendah hati, untuk membuat manusia percaya bahwa: Jika kau tidak melakukan sesuatu yang membuat Tuhan-mu ridho, maka kau tidak bisa meraih kesenangan! Jika kau tidak berusaha menjadikan Tuhan-mu senang, maka tidak akan ada kesenangan bagimu bersama semua aspek material yang kalian miliki!

MASALAH-MASALAH KESEHATAN JIWA

Gangguan jiwa adalah adanya perubahan fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa, sehingga menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial baik peran di keluarga maupun masyarakat.Fungsi jiwa yang terganggu meliputi fungsi biologis, psikologis, sosial, spiritual. Secara umum gangguan fungsi jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari penampilan, komunikasi, proses berpikir, interaksi dan aktivitasnya sehari-hari.
1.    PSIKOTIK
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh. Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.

a. Gangguan Psikotik Akut
1.    Gambaran utama perilaku
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
a) Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
b) Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
c) Kebingungan atau disorientasi
d) Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan
2)  Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
a) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya)
 b) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
c) Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
d) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
e) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
3) Diagnosis banding
Selain diagnosis pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
a) Epilepsi
b) Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
c) Febris karena infeksi
d) Demensia dan delirium atau keduanya
e) Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan psikotik kronik lain
f) Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu episode maniak
g) Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami depresi

Menurut analisa kelompok kami Berdasarkan uraian di atas perawat professional dituntut untuk mampu memahami konsep elemen-elemen spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga dituntut untuk menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam dengan cara yang berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang dialami dalam kehidupan individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen spiritual, seorang perawat dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien dalam mencari identitas dan menemukan arti kehidupan dan menemukan cara untuk mengatasi sakit dan stress yang terus menerus dalam kehidupan. Tepatnya pelayanan spiritual dibutuhkann oleh perawat dalam memberikan pelayanan yang memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima bantuan serta kemungkinan membentuk suatu hubungan dengan klien.










BAB III PENUTUP
1.    Kesimpulan
Spiritual adalah suatu perasaan terhadap keberadaan dan arti dari zat yang lebih tinggi dari manusia yang menjadi faktor intrinsik alamiah dan merupakan sumber penting dalam penyembuhan. Dimana dikatakan pula sebagai keyakinan (faith) bersumber pada kekuatan yang lebih tinggi akan membuat hidup menjadi lebih hidup dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang dialami dalam kehidupan yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan yang ada.












DAFTAR PUSTAKA
*       Perry&Potter, 2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4.Vol. 1.Jakarta : EGC
*       Suliswati,Hj.Tjie Anita Payapo,Jeremia,Yenny,1999.Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa.
*       Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck, 1994).
*       Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani an Naqshbandi,1998
*       www.mevlanasufi.blogspot.com, Rabbani Sufi Institute of Indonesia
*       www.rabbani-sufi.blogspot.com, Rabbani Sufi Institute of Indonesia





Tidak ada komentar:

Posting Komentar