Laporan
Pendahuluan
CARCINOMA CERVIKS
1. Pengertian
Kanker serviks adalah Kanker yang
terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma ginekologi yang terbanyak
diderita oleh Wanita.
Kanker Leher Rahim ( Kanker
Serviks ) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks
( bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina ).
Kanker serviks biasanya
menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
Kanker leher rahim adalah
kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada
wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher
rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
2. Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel-sel
serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali.
Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
- HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. - Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. - Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
- Berganti-ganti pasangan seksual
- Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
- Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
- Gangguan sistem kekebalan
- Pemakaian pil KB
- Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
- Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara rutin)
Perubahan prekanker pada
serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi
kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear.
Gejala biasanya baru
muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup
ke jaringan di sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala berikut:
µ
Perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara 2
menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause
µ
Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)
µ
Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer,
berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Gejala dari kanker serviks
stadium lanjut:
µ
Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
µ
Nyeri panggul, punggung atau tungkai
µ
Dari vagina keluar air kemih atau tinja
µ
Patah tulang (fraktur).
4. Klasifikasi
Klasifikasi menurut FIGO
1978 :
Tingkat Kriteria
0
: Karsinoma in
situ atau karsinoma intraepitel
I : Proses terbatas pada serviks (perluasan
ke korpus uteri tidak dinilai)
Ia :
Karsinoma serviks preklinis hanya dapat diagnosis secara mikroskopis, lesi tidak lebih dari 3mm atau
secara mikroskopik kedalamannya >3-5 mm dari epitel basal dan memanjang
tidak lebih boleh dari 7 mm
Ib : Lesi invasif > 5,, dibagi atas lesi <
4 cm dan > 4cm
II :
Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian
atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul
IIa :
Penyebaran hanya ke vagina , parametrium masih bebas dari infiltrate
tumor
IIb :
Penyebaran ke parametrium,uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding
panggul
III :
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau keparametriumsampai dinding
panggul
IIIa :
Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding
panggul
IIIb : Penyebaran sampai dinding panggul tidak
ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau
proses pada tingkat I atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal
/hidronefrosis
IV :
Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rectum dan atau vesika urinaria ( dibuktikan secara histology) atau telah
bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh
IVa :
Telah bermetastasis ke organ sekitar
IVb :
Telah bermetastasis jauh
- Clinical Pathway
Faktor
Ekstrinsik
Skuamokolumner
serviks
Tumbuh
Eksofilik, Endofilik , Ulseratif
Keputihan Metroragia Cepat lelah Obstruksi VU
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
Ansietas Risiko
perubahan pola seksualitas
Berduka
Perubahan Nutrisi
Risiko Infeksi Risiko kerusakan integritas kulit
Intoleran Aktiftas Perubahan proses keluarga
6. Pemeriksaan penujang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
a. Pap smear
Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus
kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Akibatnya angka kematian akibat kanker servikspun menurun sampai lebih dari
50%.
Setiap wanita yang telah
aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani
Pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut
menunjukkan hasil yang normal, Pap smear bisa dilakukan 1 kali/2-3tahun.
Hasil pemeriksaan Pap
smear menunjukkan stadium dari kanker serviks:
µ
Normal
µ
Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat
ganas)
µ
Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat
ganas)
µ
Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan
serviks paling luar)
µ
Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks
yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).
b.
Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada
pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika
Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.
c.
Kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar)
d.
Tes Schiller
Serviks diolesi dengan
lauran yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan
sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning.
e.
Untuk membantu menentukan stadium kanker, dilakukan
beberapa pemeriksan berikut:
µ
Sistoskopi
µ
Rontgen dada
µ
Urografi intravena
µ
Sigmoidoskopi
µ
Skening tulang dan
hati
µ
Barium enema.
µ Servikografi
µ Gineskopi
µ Pap net ( pemeriksaan terkompuerisasi dengan hasil lebih
sensitif )
7. Penatalaksanaan
Tingkat Penatalaksanaan
0 : Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Ia :
Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal
Ib,IIa : Histerektomi radikal dengan limfadenektomi
panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta ( bila terdapat metastasis
dilakukan radioterapi pasca pembedahan )
IIb,III,IV :
Histerektomi transvaginal
IVa, IVb : Radioterapi,Radiasi paliatif,Kemoterapi
8. Prognosis
Karsinoma serviks yang
tidak diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan
mengalami kematian dalam dua tahun setelah timbul gejala. Pasien yang mengalami
histerektomi dan memiliki risiko tinggi terjadinya rekurensi harus terus
diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi.Setelah
histerektomi radikal terjadi 80% rekurensi dalam dua tahun.
9.
Diagnosa Keperawatan
yang bisa muncul :
a. Ansietas berhubungan dengan Krisis Situasi
b. Berduka berhubungan dengan dengan potensial kehilangan
fungsi tubuh dan efek kanker yang dirasakan pada gaya hidup
c. Intoleran aktifitas
berhubungan dengan keletihan,malnutrisi dan penurunan mobilitas
d. Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan status hipermatebolik berkenaan dengan kanker
e. Risiko perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan
ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yang baru saja diterima ,masalah
potensial dan ketidakpastian masa depan
f. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan sekunder
g. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek
radiasi dan kemoterapi
h. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan ketakutan/ansietas
Daftar Pustaka
1. Sarwono, 1989, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono,
Jakarta.
2. Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta
3. Abdul bari saifuddin,, 2001 , Buku acuan nasional pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta
4. Manuaba,Ida
Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit
kandungan dan keluarga berencana, EGC, Jakarta
5. Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
6. Arif Mansyoer,DKK,1999, Kapita selecta Kedokteran, Penerbit
media aeskulapius FKUI.
7. Helen
Varney,DKK, 2002, Buku Saku Bidan,
cetakan I, EGC, Jakarta
8. Lynda
Jual Carpenito, 2001, Buku Saku Diagnosa
keperawatan edisi 8,EGC,Jakarta.
9. ........, Ilmu Fantom bedah Obstetri,Bagian Obstetri Ginekologi FKU
Diponegoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar