BAB 1
PENDAHULUAN
Kita
bisa lari pagi di akhir pekan, kita bisa berenang di gelanggang kesukaan, kita
bisa bermain golf di lapangan yang penuh keindahan, kita bisa beres - beres
rumah untuk menjaga kebersihan dan kerapihan, atau sekedar jalan - jalan ke pusat
pembelanjaan, dan kitapun bisa tidur untuk menepis keletihan. Itu semua penting
untuk menjaga kebugaran Bukan sekedar penting...tapi juga merupakan kebutuhan.
Kita
sadar....,Diri kita terdiri dari jiwa dan raga, raga sering kita perhatikan
baik untuk menjaga kebugaran maupun kesehatan. Berbagai supplemen dan
multivitamin kita perhatikan, bahkan anggaran kita alokasikan untuk sebuah
kecantikan. Itu tidak salah. Itu sangat bagus...karena merupakan bagian dari
ibadah, dimana kita bisa menyukuri nikmat-Nya dengan menjaga dan merawat setiap
pemberian-Nya, selama semua diniatkan semata - mata untuk ibadah dan syukur
pada-Nya
Ada
satu hal yang sering kita lupakan,yaitu kebutuhan gizi spiritualitas yang
sering kita abaikan jangankan memperhatikan gizi masukan, kadang kita tidak
mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, bahkan untuk mengenalpun sering tak
dihiraukan, padahal spiritualitas adalah aspek yang sangat penting sama
pentingnya dengan menjaga kebugaran dan kesehatan ragawi.
Lalu
kapan kita kan menjaga kebugaran dan kesehatan ruhani ?
Ada
beberapa hal yang perlu kita ketahui, dengan penyakit spiritual yang ada pada
diri kita dan mungkin kan mengerogoti kebugaran dan kesehatan ruhani kita. Perhatikanlah
ucapan kita.., jangan sampai terjangkit "Penyakit Bohong",
perhatikanlah ibadah kita.., jangan sampai menjadi "Riya",
perhatikanlah kecantikan / ketampanan kita, jangan sampai terindikasi
"Penyakit Sombong", jangan sampai karena kekayaan kita menjadi
"Penderita Kikir", Jangan sampai dengan kemiskinan kita menjadi
"Pengidap Kufur", Jangan sampai dengan keilmuan kita menjadi
"Penderita takabur", Hati - hatilah selalu jika kita, rajin beribadah
karena dilihat dan dipuji orang, dan menjadi malas ketika sendirian.
Apalagi
selalu menceritakan berbagai amalan dan kebajikan, jangan sampai kebaikan kita
pada orang, hanya akan mempermalukan dan menjadi bahan gunjingan.
Sudahkah kita mengenal kondisi Kesehatan
Spiritual kita ?
Lakukanlah identifikasi
dengan benar, kenali langkah - langkah tindak lanjutnya, berobatlah ke Klinik
spiritual, lakukan perawatan intensif dan regular, sekali - kali mintakan
general check up spiritual, semoga kita menjadi manusia paripurna, yang bugar
dan sehat secara lahir dan bathin. Amin
TUJUAN :
Memahami
konsep elemen-elemen spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada
lingkup kesehatan spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga
dituntut untuk menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam
dengan cara yang berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena
setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme
yang dialami dalam kehidupan individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen spiritual, seorang perawat
dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam memenuhi kebutuhan spiritual
klien dalam mencari identitas dan menemukan arti kehidupan dan menemukan cara
untuk mengatasi sakit dan stress yang terus menerus dalam kehidupan. Tepatnya
pelayanan spiritual dibutuhkann oleh perawat dalam memberikan pelayanan yang
memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima bantuan serta kemungkinan
membentuk suatu hubungan dengan klien.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
SPIRITUALITY
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang
berarti nafas atau udara.spirit memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit
memberikan arti penting ke hal apa saja yang sekiranya menjadi pusat dari
seluruh aspek kehidupan seseorang( Dombeck,1995).
Spirituality adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya,
perkembangan, pengalaman hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas
mampu menghadirkan cinta, kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan
dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter, 2003).
Spiritual adalah
konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989).
Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal
ini dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka
sendiri tentang hidup. Menurut Emblen, 1992 spiritual sangat sulit untuk
didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk menjabarkan spiritual termasuk
makna, transenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan eksistensi. Spiritual
menghubungkan antara intrapersonal (hubungan dengan diri sendiri),
interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal
(hubungan antara diri sendiri dengan tuhan/kekuatan gaib)
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar
manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber
energi serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan
pengembangan dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan
terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi. (Hanafi, djuariah. 2005)
Spirituality atau
kepercayaan spiritual adalah kepercayaan dengan sebuah kekuatan yang lebih
tinggi dari kekuatan pencipta, sesuatu yang bersifat Tuhan, atau sumber energi
yang tidak terbatas. Contoh, seseorang percaya pada Tuhan, Allah, Kekuatan
tertinggi. Spirituality memiliki beberapa aspek antara lain :
a. Hubungan yang tidak diketahui
atau ketidakpastian dalam hidup
b. Menemukan arti dan tujuan dalam
hidup.
c. Menyadari dan mampu untuk menarik
sumber-sumber dan kekuatan dari dalam diri.
d. Mempunyai perasaan hubungan
kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah. (Cozier Barbara, 2000).
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah” rasa
keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan
kehidupan yang tertinggi “(Hungelmann et al,1985).
Spiritual dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri
mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami
pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng. Kemampuan untuk
mengasihi orang lain dan diri sendiri secara bermakna adalah bukti dari
kesehatan spiritual(
)
Kesehatan jiwa ( spiritual ) menurut ilmu kedokteran saat
ini adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan
emosional yan optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras
dengan orang lain ( suliswati,Hj.tji anita,2004).
Elemen-Elemen
dalam Spiritual
1. Kebutuhan Spritual
4 hal yang
mendasari kebutuhan spiritual adalah :
1. Pencarian
arti
2. Perasaan
untuk memaafkan / pengampunan
3. Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang : keluarga dan
teman)
4. Kebutuhan
akan harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck,
1994).
Kebutuhan
spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979). Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan
harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri,
dan Tuhan. Sullender (1998) mengidentifikasi 5 dasar kebutuhan spiritual
manusia : 1. arti dan tujuan hidup 2. perasaan misteri 3. pengabdian 4. rasa
percaya 5. harapan di waktu kesusahan.
Spiritual saat
ini dihubungkan dengan pencarian akan arti dan refleksi dari bagian kepercayaan
pada paham duniawi. Hal ini menimbulkan pertanyaan: haruskah perawat yang tidak
religius, atau yang tidak memiliki spiritual, menolong seseorang yang
membutuhkan spiritual (Walter, 1997). Pada dasarnya apakah mereka mampu? Pada
studi keperawatan dengan orang-orang yang memiliki fase terminal, ditemukan
bahwa perawat merasa tidak harus memiliki pengalaman dan keahlian untuk
memberikan dukungan secara spiritual.
Sebuah
pembelajaran insiden kritis dari respon perawat terhadap kebutuhan spiritual dari
klien memberikan sebuah pengertian yang mendalam terhadap perawat akan
kebutuhan spiritual klien serta peran perawat sebagai pemberi layanan secara
spiritual. Kebutuhan akan
harapan merupakan kepentingan utama terhadap seseorang yang dihadapi oleh penyakit
dan ancaman potensial terhadap gaya hidup dan kehidupan.
2. Kesadaran Spritual
*
Kesadaran spiritual akan timbul saat seseorang dihadapkan
pada kebutuhan spiritual dan pencarian identitas, saat mempertahankan
nilai-nilai dan keyakinan atau kepercayaan.
*
Tiga tingkat kesadaran menurut Wilber:
A. Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan istilah yang berasal dari
filsuf-filsuf eksistensial, yaitu penyatuan diri dengan orang lain (uniting the
self and others). Para filsuf eksistensialis mengakui bahwa makhluk di bumi
memiliki ikatan otentik antara total individu dengan lingkungannya. Mereka
meyakini bahwa individu hanya eksis ketika berada dalam relasi dengan
orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran berarti memutuskan hubungan
antara diri dengan orang-orang lain.
Di sisi lain, meningkatkan kesadaran berarti melibatkan diri
dalam hubungan mendalam dengan orang-orang lain, yang hasilnya akan memperkaya
kesadaran internal (inner awareness) seseorang.
Menurut Wilber, peningkatan kesadaran ke tingkat
eksistensial dapat dicapai secara sederhana dengan duduk di tempat yang sepi
(tenang), menghentikan semua konsep mental tentang diri sendiri, dan merasakan
eksistensi dasar seseorang. Untuk menguatkan identitas seseorang agar lebih
permanen pada level ini, biasanya diperlukan bentuk-bentuk terapi eksistensial
semacam meditasi, hatha yoga, terapi Gestalt, psikolog dan humanistic.
B. Tingkat Transpersonal Bands
Pada level ini individu mulai menyadari dan mengakui
bentuk-bentuk pengetahuan yang tidak bersifat dualistis (antara subjek dan
objek pengetahuan tidak terpisah). Individu mulai merealisasi dan mengalami apa
yang disebut sebagai reliansi/keyakinan eksklusif dalam pengalaman. Wilber
mengikuti konsep Jung dalam menggambarkan elemen-elemen yang ada dalam tingkat
transpersonal ini. Jung menggunakan istilah synchronicity, yaitu suatu kejadian
yang penuh makna antara gejala psikis dan fisik. Bila dua kejadian, yang satu
bersifat psikis dan yang lain bersifat fisik, terjadi dalam waktu yang sama, ini
berarti terjadi synchronicity.
Aspek psikis dalam fenomena ini dapat termanifestasi dalam
suatu bentuk mimpi, ide, atau intuisi, yang kemudian menjadi kenyataan secara
fisik. Sebagai contoh, ketika seseorang memikirkan orang lain, menit berikutnya
ia menerima telepon dari orang yang baru saja dipikirkan. Contoh lain,
seseorang bermimpi tentang pesawat jatuh dan ketika ia membaca koran pada pagi
harinya ternyata mimpinya itu benar-benar terjadi semalam. Gejala synchronicity
muncul bila secara fisik individu dalam keadaan kurang sadar, misalnya bermimpi
atau merenung. Pengetahuan sinkronistik ini meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu dengan meningkatkan kepekaan intuitif, yang
diberdayakan setelah semua data empiris dijajaki secara objektif. Pada tingkat
kesadaran ini individu mengalami perasaan transendensi, mengalami sebagai saksi
supra-individual. Artinya individu mampu mengamati aliran dari sesuatu, tanpa
menyela, mengomentari, atau memanipulasi alur peristiwa.
C. Level of Mind
Berikut adalah tingkat kesadaran paling tinggi dalam
Spectrum of Consciousness dari Wilber. Dalam menggambarkan Level of Mind,
Wilber menyatakan bahwa “Diri” orang yang mengalami kesadaran sebenarnya
bukanlah real self (“Diri” sesungguhnya) dari orang tersebut. Bagaimanapun cara
seseorang melihat, berpikir, dan merasakan dirinya, “Diri” merupakan sesuatu
yang kompleks. Ide, konsep, pikiran, emosi, dan objek mental semuanya secara
konstan menyambil energi kita, yang menyebabkan adanya suatu tabir antara diri
kita dengan realitas.
Pada tingkat ini, individu menyingkap tabir tersebut,
sehingga memungkinkan dia mengalami realitas secara langsung. Ini disebut
pengetahuan yang tidak dualistis (nondual knowing). Krishnamurti menggambarkan
kesadaran seperti ini sebagai kesadaran intensif tanpa pilihan, tidak
terkontaminasi oleh pikiran-pikiran, simbol-simbol, atau dualitas; suatu
kesadaran tentang apa (what is).
3.
Kesehatan Spiritual
Þ
Dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara,
nilai hidup :
Hasil dan system kepercayaan
Hubungan antara diri sendiri dan
orang lain
Þ
Dengan berjalannya kehidupan, spiritual seseorang dan
kesadarn arti spiritual akan lebih meningkat, tujuan dari nilai-nilai kehidupan
akan lebih nyata.
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa
keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam, dan dengan
kehidupan yang tertinggi” (Hungelmann et al, 1985). Rasa keharmonisan ini
dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan, dan
system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan
dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit, penyembuhan, atau
kehilangan, seseorang mungkin berbalik ke cara-cara lama dalam merespons atau
menyesuaikan dengan situasi. Sering kali gaya koping ini terdapat dalam
keyakinan atau nilai dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam
spiritualitas orang tersebut. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh
lebih spiritual, menjadi lebih menyadari tentang makna, tujuan, dan nilai hidup.
Spiritualitas dimulai ketika anak-anak belajar tentang diri
mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa mengalami
pertumbuhan spiritual ketika memasuki hubungan yang langgeng.
Kemampuan untuk mengasihi orang lain dan diri sendiri secara
bermakna adalah bukti dari kesehatan spiritualitas. Menetapkan hubungan dengan
yang maha agung, kehidupan, atau nilai adalah salah satu cara mengembangkan
spiritualitas. Kesehatan spiritualitas yang sehat adalah sesuatu yang
memberikan kedamaian dan penerimaan tentang diri dan hal tersebut sering
didasarkan pada hubungan yang langgeng dengan yang Maha Agung. Penyakit dan
kehilangan dapat mengancam dan menantang proses perkembangan
spiritual.Kesehatan spiritual tercapai ketika seseorang menemukan keseimbangan
antara nilai hidup, tujuan hidup, sistem keyakinan, dan hubungan seseorang
dengan diri sendiri atau orang lain.
Tanda-tanda
Kesehatan Spiritual.
Seseorang yang mempunyai karakter
baik juga mempunyai kehidupan spiritual yang sehat. Dari jumlah banyaknya
keluhan orang, mungkin kalian akan segera mengetahui berapa banyak karakter
buruk yang masih tertinggal didalam diri seseorang. Dan ketika kalian mampu
menghilangkan seluruh keluhan yang kalian miliki, kalian kemudian akan
mengetahui bahwa kalian itu sehat dan tidak ada lagi karakter buruk yang
tertinggal.Hal ini sangat penting bagi seseorang untuk memiliki karakter yang
baik. Jika seseorang tidak mempunyai keluhan lagi, berarti dia sudah memiliki
kesabaran dan ini berarti dia mempunyai iman yang sejati. Kesabaran adalah
sebuah tindakan melawan semua keinginan ego.Ada Tiga Tipe Kesabaran, yaitu:
1. Sabar
Terhadap Ketidaknyamanan Fisik :
Misalnya ketika kalian bangun di pagi hari yang dingin untuk
melaksanakan shalat, berwudhu dengan air yang dingin atau ketika kalian antri
kalian akan merasakan ketidak nyamanan Begitu pula ketika kita sedang
sakit, atau pada saat2 kita sedang menyelesaikan tugas yang sulit dan
sebagainya.
2. Sabar dengan
Menahan Diri dari Segala Hal yang Dilarang :
Sebuah hadits mengatakan, “Hidup sebagai hamba dan menjauhi
hal-hal yang dilarang adalah lebih berharga dibandingkan ibadah seluruh
malaikat, manusia dan Jinn selama hidupnya.”Islam menawarkan dua jenis
perintah, pertama apa yang harus kita lakukan dan kedua, apa yang tidak boleh
kita lakukan atau "Yang Dilarang". Yang terpenting di antara keduanya
adalah meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah . Meninggalkan suatu larangan
lebih baik dari pada menunaikan ibadah Haji sebanyak 50.000 kali. Itu berarti,
kalian bisa bersabar untuk beribadah tetapi tidak sabar dalam menjaga batasan
yang telah ditetapkan Allah swt. Jika kalian kembali dari ibadah haji yang
ke-50.000 tetapi masih melihat pramugari pesawat dengan penuh syahwat maka
semuanya akan sia-sia.
Jika kita bersabar
dalam beribadah, malaikat menuliskan pahala kita, tetapi bila kita menunjukkan
ketahanan terhadap suatu larangan, maka Allah swt akan memberikan balasan yang
tak hingga.Allah swt memerintahkan kita untuk beribadah, sebanyak mungkin.
Shalat lima kali sehari adalah cukup dan jika kalian bisa melakukan lebih dari
itu, itu lebih baik. Tetapi untuk hal-hal yang dilarang, kalian harus
menghindari semuanya. Ada dua tingkatan menyangkut hal-hal yang dilarang, yaitu
haram (terlarang) dan makruh (tidak disukai). Sekarang ummat Muslim mendapat
dukungan dari Setan untuk melakukan hal-hal yang makruh. Itu adalah penyakit
yang buruk di kalangan Muslim.
Siapa
yang tidak menyukai hal-hal tersebut?
Allah swt dan Rasulullah saw.Kita diperintahkan sekuat
tenaga untuk menolak segala keburukan yang tidak disukai Allah dan Rasulullah
saw. Jika seseorang mempertahankan benteng luar maka harta di dalamnya akan
selamat. Setiap tindakan yang terlarang mempunyai efek buruk terhadap iman
kita, mereka menghancurkan iman kita. Ada 500 kebaikan yang dapat kita lakukan
sebisa mungkin. Ada 800 larangan dan karakteristik buruk yang harus kita
tinggalkan semua, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
Lebih buruk lagi jika
kalian bersembunyi dari orang-orang dan melakukan hal terlarang. Kalian tidak
tersembunyi dari Allah.Menjaga diri ketika sedang sendiri adalah lebih baik
sebab kalian bersama Allah dan kita harus menjaga penghormatan kita kepada-Nya
melebihi yang diberikan kepada orang-orang.
3. Bersabar
dalam menghadapi orang yang mengganggu kita.
Ini adalah tipe
kesabaran yang paling baik di antara ketiganya. Al-Qur’an mengatakan, Kami
menguji beberapa di antara kalian dengan orang-orang lainnya di antara
kalian.” Kesabaran adalah hal yang paling penting dalam hidup manusia.
Jika kalian mempunyai kesabaran, seluruh kebaikan akan kalian dapatkan.
Pandangan Allah tertuju pada diri kalian, jadi akankah kalian bersabar?
Apabila kalian bisa melepaskan diri
dari daya tarik semua sifat2 buruk, maka tidak akan ada lagi kesulitan yang
akan menimpa kalian baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Kalian
harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu terjadi se-mata2 adalah atas kehendak
Allah. Inilah kuncinya, obat bagi segala penyakit hati. Kalian harus berkata,
“Mengapa aku harus mengeluh, bila Allah yang memerintahkan ini semua harus
terjadi?” Bila kalian mampu mengingat hal ini kalian akan merasa puas dengan
segala kehendak-Nya dan akan setuju dengan semua itu. (Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani an Naqshbandi,1998).
4.
MASALAH SPIRITUAL
Ketika penyakit , kehilangan atau
nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat membantu seseorang ke arah
penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual. Selama
penyakit atau misalnya individu sering menjadi kurang mampu untuk merawat dir
mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan da dukungan.
Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna
tentang apa yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang
merasa sendiri dan terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan
nilai spiritual mereka, mengajukan pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya,
tujuan hidup, dan sumber dar makna hidup.
1. Depresi atau rasa tertekan
Depresi
atau rasa tertekan adalah sebuah 'penyakit' baru, tapi ini bukanlah penyakit,
karena penyakit selalu berasal bagian dari tubuh fisik kita, ini sesuatu yang
lain. Dan orang yang paham psikologi semakin meningkat, meningkat pesat karena
depresi manusia makin meningkat. Dan psikolog atau orang seperti itu, mereka
tidak meraih sesuatu untuk mengobati mereka, hanya berkata: "Gunakan obat
ini!" Apa ini: 'Gunakan cara ini ?
Depresi
bukanlah sesuatu dari dunia materi, bukan, ini adalah sesuatu dalam hidup kita
yang merupakan bagian dari bentuk spiritual dan inilah salah satu keresahan spiritual
sehingga kalian tidak bisa melakukan pengobatan dengan obat material! Tapi
mereka psikiater juga tidak pernah tahu tentang ini, dan mereka berkata:
"pakailah obat ini! Bawa ini, untuk membuat syarafmu tenang…"
lakukanlah…
Alasan
pertama yang membawa masalah-masalah besar itu adalah dari para
pemuda yang tidak percaya kepada apapun. Mereka tidak percaya agama. Hal itu
menjadikan mereka bagaikan masuk kedalam sebuah sumur dalam tanpa dasar
dan jatuh ke dalam tempat gelap sehingga mereka tidak tahu mana tangan kiri dan
tangan kanan mereka sendiri. Itulah yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, kami
berusaha melalui asosiasi kecil dan rendah hati ini, pertemuan yang begitu
rendah hati, untuk membuat manusia percaya bahwa: Jika kau tidak melakukan
sesuatu yang membuat Tuhan-mu ridho, maka kau tidak bisa meraih kesenangan!
Jika kau tidak berusaha menjadikan Tuhan-mu senang, maka tidak akan ada
kesenangan bagimu bersama semua aspek material yang kalian miliki!
MASALAH-MASALAH KESEHATAN JIWA
Gangguan jiwa adalah adanya perubahan
fungsi jiwa yang menyebabkan gangguan pada fungsi jiwa, sehingga menimbulkan
penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial
baik peran di keluarga maupun masyarakat.Fungsi jiwa yang terganggu meliputi
fungsi biologis, psikologis, sosial, spiritual. Secara umum gangguan fungsi
jiwa yang dialami seorang individu dapat terlihat dari penampilan, komunikasi,
proses berpikir, interaksi dan aktivitasnya sehari-hari.
1.
PSIKOTIK
Psikotik adalah
gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan
yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
Psikotik yang dibahas pada modul ini yaitu psikotik akut dan kronik.
a. Gangguan Psikotik Akut
a. Gangguan Psikotik Akut
1.
Gambaran utama
perilaku
Perilaku yang
diperlihatkan oleh pasien yaitu :
a) Mendengar
suara-suara yang tidak ada sumbernya
b) Keyakinan
atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
c) Kebingungan
atau disorientasi
d)
Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan
berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan
tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan
2) Pedoman diagnostik
Untuk menegakkan
diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
a)
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya,
mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada
bendanya)
b) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata
salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien
percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau
merasa diamati/diawasi oleh orang lain)
c)
Agitasi atau perilaku aneh (bizar)
d)
Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
e)
Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
3)
Diagnosis banding
Selain diagnosis
pasti, ada diagnosis banding untuk psikotik akut ini karena dimungkinkan adanya
gangguan fisik yang bisa menimbulkan gejala psikotik.
a)
Epilepsi
b)
Intoksikasi atau putus zat karena obat atau alkohol
c)
Febris karena infeksi
d)
Demensia dan delirium atau keduanya
e)
Jika gejala psikotik berulang atau kronik, kemungkinan skizofrenia dan gangguan
psikotik kronik lain
f)
Jika terlihat gejala mania (suasana perasaan meninggi, percepatan bicara atau
proses pikir, harga diri berlebihan), pasien mungkin sedang mengalami suatu
episode maniak
g)
Jika suasana perasaan menurun atau sedih, pasien mungkin sedang mengalami
depresi
Menurut analisa kelompok kami Berdasarkan uraian di atas
perawat professional dituntut untuk mampu memahami konsep elemen-elemen
spiritual agar dapat memberikan asuhan keperawatan pada lingkup kesehatan
spiritual sebagai wujud keperawatan holistic, perawat juga dituntut untuk
menanggapi keadaan sehat sakit manusia yang beraneka ragam dengan cara yang
berbeda tergantung pada individu secara spiritual karena setiap interaksi dan
perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang dialami dalam kehidupan
individu tersebut.
Dengan mempelajari elemen-elemen spiritual, seorang perawat
dapat mengunakan pendekatan ilmu spiritual dalam memenuhi kebutuhan spiritual
klien dalam mencari identitas dan menemukan arti kehidupan dan menemukan cara
untuk mengatasi sakit dan stress yang terus menerus dalam kehidupan. Tepatnya
pelayanan spiritual dibutuhkann oleh perawat dalam memberikan pelayanan yang
memungkinkan pemberian pertolongan dan menerima bantuan serta kemungkinan
membentuk suatu hubungan dengan klien.
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Spiritual adalah suatu perasaan terhadap keberadaan dan arti
dari zat yang lebih tinggi dari manusia yang menjadi faktor intrinsik alamiah
dan merupakan sumber penting dalam penyembuhan. Dimana dikatakan pula sebagai keyakinan
(faith) bersumber pada kekuatan yang lebih tinggi akan membuat hidup menjadi
lebih hidup dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Setiap
interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh spiritualisme yang
dialami dalam kehidupan yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
* Perry&Potter,
2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Ed.4.Vol.
1.Jakarta : EGC
* Suliswati,Hj.Tjie
Anita Payapo,Jeremia,Yenny,1999.Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa.
*
Fish and
Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987; Schoenbeck, 1994).
* Syaikh Nazim al-Qubrusi al Haqqani
an Naqshbandi,1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar